Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik
Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran
Resume Materi
PENDEKATAN,
STRATEGI, METODE, TEKNIK, DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Dosen
Pengampu : Bapak Zainal Mustakim, M.Ag.
Disusun oleh :
Kelompok 1
Kelas : C
Nama NIM
JAZRIYAH 123111275
ISTHOFIYAH 123111275
JAUHARI 123111303
MUQORROBIN 123111305
M. MIRZA NUR 123111310
PROGRAM PENINGKATAN
KUALIFIKASI SARJANA (S1)
IAIN WALISONGO
SEMARANG PROGRAM
DUAL MODE SYSTEM (DMS)
DI STAIN PEKALONGAN
2013
RESUME MATERI
PERBEDAAN PENDEKATAN, STRATEGI, METODE,
TEKNIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN
1.
Pendekatan
Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritris tertentu.
Pada dasarnya
pendekatan pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran. Pendekatan lebih
menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkanmetode lebih menekankan
pada teknik pelaksanaannya. Satu pendekatan direncanakan untuk satu
pembelajaran, mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa
metode. Sebagai contoh, dalam pembelajaran Pencernaan Lingkungan. Pendekatan
yang digunakan dalam pembelajran tersebut dapat dipilih dari beberapa
pendekatan yang sesuai, antara lain pendekatan lingkungan. Ketika proses
pembelajaran Pencemaran Lingklungan dilaksanakan dengan pendekatan lingkungan,
maka dapat digunakan beberapa metode, misalnya metode observasi, metode
diskusi, dan metode ceramah.
Menurut Taufik
(2010:12) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pemebelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalanya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Menurut Suyono
dan Hariyanto(2011:18), pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan
asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Suatu
pendekatan bersifat aksiomatik dan menggambarkan sifat-sifat dan ciri khas
suatu pokok bahasan yang diajarkan. Dalam pengertian pendekatan pembelajaran
tergambarkan latar psikologis dan latar pedagogis dari pilihan metode
pembelajaran yang akan digunakan dan diterapkan oleh guru bersama siswa.
Akhmad
Sudrajat berpendapat bahwa pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
2.
Strategi
Pembelajaran
Secara umum
strategi mempunytai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak
didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.
Dalam dunia
pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal (J.R. David,
1976). Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkain kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang
patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berartin
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat
diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu
strategi.
Menurut Wina Sanjaya yang
dikutip oleh Taufik (2010:13), bahwa strategi-pembelajaru adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan
pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien. Strategi pada dasarnya masih
bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Abdul
Aziz Wahab (2009:83) strategi mengajar dapat dikatakan sebagai
keterampilan-keterampilan tertentu yang telah dikuasai guru dan dilakukan
secara berulang-ulang sehingga merupakan pola perilaku mengajar yang bertujuan
membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
Kozna yang dikutip oleh Uno
(2008:1) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelaj aran
tertentu.
Gerlach dan Ely yang
dikutip oleh Uno (2008:1) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.
Dick dan Carey yang dikutip
oleh Uno (2008:1) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang
atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya
terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik.
3.
Metode
Pembelajaran
Metode
berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu metha yang berarti melalui atau
melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dari asal makna kata
tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana metode adalah jalan atau
cara yang ditempuh seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak
didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Ahmad Tafsir, sebagimana yang
dipaparkan kembali oleh Thoifuri mendefinisikan metode dalam interaksi
pembelajaran adalah cara yang tepat dan cepat melakukan sesuatu. Cara yang
cepat dan cepat inilah, maka urutan kerja dalam suatu metode harus
diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.
Memahami
pemaknaan metode tersebut maka dapat diambil pengertian tentang metode
pengajaran sesuai dengan ynag diungkapkan oleh Thoifuri bahwa metode pengajaran
adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa
secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga
diperoleh hasil yang maksimal. Dari makna tersebut terdapat unsur tepat yakni sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran, dan unsur cepat menunjukkan bahwa metode
terikat dengan target hasil yang sudah ditentukan waktunya, bahkan lebih cepat
hasil yang diperoleh maka lebih baik.
Metode
merupakan bagian dari komponen pembelajran yang menduduiki posisi penting
selain tujuan, guru, peserta didik, media, lingkungan, dan evaluasi. Dengan
kata lain proses pembelajaran boleh dikatakan sulit mencapai hasil manakala
pendidik tidak menggunakan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik bidang
studi masing-masing.
Penggunaan
metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Pembelajaran perlu dilakukan dengan verbalisasi dan metode-metode yang
berspusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik.
Penggunaan metode yang bervariasi sangat membantu paserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Sebagai
alat untuk mencapi tujuan, tidak selamanya metode berfungsi secara optimal.
Oleh karena itu dalam memilih suatu metode yang akan digunakan, seorang
pendidik perlu memilih alasan yang kuat dalam memperhatikan faktor-faktor yang
mendukung pemilihan metode tersebut seperti karakteristik tujuan kegiatan, dan
karakteristik anak yang dibinanya.
Menurut Taufik (2010:13), metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembeiajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi, (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainva.
Menurut Abdul Aziz
Wahab (2009:83) Metode dapat pula diartikan sebagai proses atau prosedur
yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna
belajar menjadi aktif. Dan yang Iebih penting lagi adalah jika metode dapat
dianggap sebagai suatu proses yang memungkinkan terjadinya belajar, maka metode
tentu akan terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dimaksud pada
metode tertentu dapat pula digunakan pada metode mengajar lainnya.
Menurut Uno (2008:2) metode
pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu,
sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif.
Denganperkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama,
tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.
Menurut Smaldiono yang dikutip
oleh Pribadi (2010:42) metode pembelajaran merupakan prosesatau
prosedur yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai
tujuan atau kompetensi
Menurut Suyono dan
Hariyanto(2011:18), metode pembelajaran adalah seluuh perencanaan dan
prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara
penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai
sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur
untuk melakukan pembelajaran.
4.
Teknik
Pembelajaran
Teknik mengajar
merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya,
cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan
berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang
melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya,
berceramah pada siang hari dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan
berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang
terbatas.
Menurut Taufik
(2010:14), teknik pembelaiaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang
peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Gerlach dan
Ely yang dikutip oleh Uno (2008:2) teknik adalah jalan, alat, atau media yang
digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan
yang ingin dicapai. Adapun menurut Suyono dan Hariyanto(2011:21), teknik
pembelajaran adalah upaya untuk menjamin agar seluruh siswa di dalam kelas
diberikan berbagai peluang belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.Wina
Senjaya (2008) teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik
5.
Model
Pembelajaran
Winataputra dalam
Sugiyanto (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Menurut
Taufik (2010:14), model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Menurut Abdul
Aziz Wahab (2009:52) bahwa model mengajar adalah merupakan sebuah
perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses
belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti
yang diharapkan. Sebuah model seperti juga model mengajar dikembangkan atas
beberapa asumsi di antaranya adalah: (1) Mengajar adalah upaya menciptakan
lingkungan yang sesuai, di mana terdapat berbagai bagian lingkungan mengajar
yang memiliki saling ketergantungan. (2) Terdapat berbagai komponen yang
meliputi isi, keterampilan peranan-peranan mengajar, hubungan sosial,
bentuk-bentuk kegiatan, sarana fasilitas pisik dan penggunaannya, yang
keseluruhannya membentuk sebuah sistem lingkungan yang bagian-bagiannya saling
berinteraksi yang mendesak perilaku seluruh partisipan baik guru maupun siswa.
(3) Asumsi ketiga adalah kombinasi yang berbeda antara bagian-bagian tersebut
akan menghasilkan bentuk lingkungan yang berbeda dengan hasil yang berbeda
pula. (4) Asumsi keempat adalah oleh karena model mengajar menciptakan
lingkungan, maka model menyediakan spesifikasi yang masih bersifat kasar untuk
lingkungan dalam proses mengajar dan belajar di kelas.
Menurut
Pribadi (2010:86) model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir.
Sebuah model biasanya menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan.
Model juga dapat dipandang sebagai upaya untuk mengkonkretkan sebuah teori
sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan representasi dari variabel-variabel
yang terdapat di dalam teori tersebut.
Menurut
Prawiradilaga (2008:33) model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur
kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian
atau penjelasan berikut saran. Uraian atau penjelasan menunjukkan bahwa suatu
model disain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas
dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem
dan sebagainya yang mengacu pada bagaimana penyelenggaraan proses belajar
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
o Zainal Mustakim, M.Ag., (2009) Strategi
dan Metode Pembelajaran, Buku 1, STAIN Pekalongan Press, Pekalongan.
o Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan
Drs. Aswan Zain, (2006) Strategi Belajar Mengajar, edisi revisi, Rineka
Cipta, Jakarta.
o Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, (2007) Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
beli bukunya zaenal mustakim di mana bro?
BalasHapusgag beli ey.. aq pinjam tok di perpst STAIN pekalongan
Hapus