Metode Targhib dan Tarhib
METODE TARGHIB DAN TARHIB
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Metode menurut Djamaluddin
dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114)
berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos yang berarti jalan. Jadi
metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
menurut Depag RI dalam buku Metodologi
Pendidikan Agama Islam (2001:19) Metode
berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut WJS.
Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.Berdasarkan
definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan
jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran
adalah suatu proses. Proses belajar harus dijalankan, baik belajar melalui
jalur nonformal maupun melalui lembaga resmi secara berjenjang (formal). Karena
tujuan pembelajaran adalah adanya suatu perubahan, maka dalam proses belajar
itulah kemudian diharapkan terciptanya perubahan moral yang bersifat lebih
baik. Ciri perubahan yang mendasar antara lain terjadinya perkembangan
interanal dalam diri pelaku belajar, baik peningkatan pada intelektualnya
(science) maupun pada sisi spritualnya yakni iman dan taqwa.
Zaman
sekarang ini, produk atau hasil pendidikan sering kali diukur dari adanya
perubahan kemajuan material dalam bentuk meningkatnya pemuasan kebutuhan
manusia (jasmani). Padahal kebutuhan manusia tidak sekedar pemenuhan material.
Jika hanya sekedar pemenuhan material itu saja yang menjadi tujuan dan ukuran,
maka dapat menghancurkan harkat kemanusiaan yang paling dalam yakni
kehidupan rohaninya.
Akhirnya,
produk pendidikan tidak hanya ingin menghasilkan manusia yang cerdas dan
trampil untuk melakukan pekerjaan, tetapi tidak peduli terhadap lingkungan sekitar
baik hubungan antar manusia, terutama yang berhubungan dengan kewajiban
beribadah sebagai seorang muslim. Ilmu pengetahuan dan kepandaiannya
dikembangkan menjadi instrumen kekuasaan untuk memperdayai orang lain,
dan memperoleh kekayaan dari jalur yang menrugikan orang lain. Tentu saja hal
ini tidak kita inginkan apalagi terjadi dalam lingkungan pendidikan islam.
Ketidaksuksesan
tertanamnya nilai-nilai rohaniah terhadap peserta didik dewasa ini,
menurut Qomari Anwar (2003:42) sangat terkait dengan dua faktor penting,
di samping tentu saja banyak faktor-faktor lain. Kedua faktor tersebut adalah
mentalitas pendidik dan metode pendidikan. Terkait
dengan hal terakhir yang disebutkan, menurut al- Nahlawi , dalam al Qur’an dan
as-Sunnah sebenarnya terdapat berbagai metode pendidikan yang bisa menyentuh
perasaan dan membangkitkan semangat keagamaan. Satu di antara metode–metode
tersebut adalah metode targhib dan tarhib.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Targhib dan Tarhib
Secara etimologis, kata targhib
diambil dari kata kerja رَغَّبَ yang
berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Kemudian kata itu diubah menjadi kata benda تَرْغِيْب yang
mengandung makna suatu harapan utuk memperoleh kesenangan,kecintaan,
kebahagiaan.
Secara terminologis (istilahiy), arti targhib oleh Abdurrahman An-Nahlawi menjelaskan, pengertian targhib sebagai
suatu janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan
kelezatan dan kenikmatan namun penundaan itu bersifat pasti baik dan murni
serta dilakukan melalui amal saleh, atau dari kelezatan yang membahayakan
(pekerjaan buruk).
Semua
itu dimunculkan dalam bentuk janji-janji berupa keindahan dan kebahagiaan yang
dapat merangsang seseorang sehingga timbul harapan dan semangat untuk
memperolehnya. Secara psikologis, cara itu akan menimbulkan daya tarik
yang kuat untuk menggapainya.
Sementara
itu secara etimologis tarhib berasal
dari kata رَهَّبَ yang berarti menakut-nakuti atau
mengancam. Lalu kata itu diubah menjadi kata benda تَرْهِيْب yang berarti ancaman hukuman.
Pengertian
tarhib secara terminologi adalah ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang
disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan, atau perbuatan yang telah
dilarang Allah.
Dari
asal kata tersebut, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan
targhib adalah janji yang disertai dengan bujukan yang membuat senang terhadap
suatu yang maslahat, terhadap kenikmatan atau kesenangan akhirat yang baik dan
pasti, serta suka kepada kebersihan dari segala kotoran, yang kemudian
dilanjutkan dengan melakukan amal soleh dan kebajikan dan menghindari
diri dari kenikmatan selintas, temporer yang bermuatan negative atau
perbuatan buruk. Sementara tarhib ialah suatu ancaman atau siksaan sebagai
akibat dari megerjakan hal yang negative yang mendatangkan dosa atau kesalahan
yang dilarang oleh Allah SWT. Atau lengah dalam mejalankan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Prinsip dasar metode ini adalah
dalam Al-Qur'an (Q.S. Al-Bayyinah 7-8)
žcÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# y7Í´¯»s9'ré& ö/ãf çŽöy{ ÏpƒÎŽy9ø9$# ÇÐÈ ôMèdät!#t“y_ y‰ZÏã öNÍkÍh5u‘ àM»¨Zy_ 5bô‰tã “ÌøgrB `ÏB $uhÏGøtrB ã»pk÷XF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Y‰t/r& ( zÓÅ̧‘ ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊu‘ur çm÷Ztã 4 y7Ï9ºsŒ ô`yJÏ9 zÓÅ´yz ¼çm/u‘ ÇÑÈ
Artinya :
“Sesungguhnya
orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akanmasuk) ke neraka jahannam
mereka kekal didalamnya dan mereka adalah seburuk-buruk makhluk.Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik
makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah syurga 'Adan yang mengalir dibawahnya
sungai dan mereka kekal didalamnya selama-lamanya….”
(Q.S. Al-Bayyinah : 7-8)
`yJsù ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB >o§‘sŒ #\ø‹yz ¼çnttƒ ÇÐÈ `tBur ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB ;o§‘sŒ #vx© ¼çnttƒ ÇÑÈ
Artinya:
“Barang siapa yang berbuat baik
meskipun sebesar atom baginya balasannya, dan barang siapa berbuat jelek sebesar atom
pun, baginya balasannya pula.”
(Q.S. Al-Zalzalah {99}: 7 – 8)
ô`¨B Ÿ@ÏHxå $[sÎ=»|¹ ¾ÏmÅ¡øÿuZÎ=sù (
ô`tBur uä!$y™r& $ygøŠn=yèsù 3
$tBur y7•/u‘ 5O»¯=sàÎ/ ω‹Î7yèù=Ïj9 ÇÍÏÈ
Artinya:
“Siapa beramal saleh maka baginya
pahalanya, dan siapa berbuat jahat, baginya siksa.”
(Q.S. Fushilat {41}: 46)(M.
Arifin, 1996:78)
Targhib ialah janji terhadap
kesenangan, kenikmatan akherat yang disertai bujukan. Tarhib ialah ancaman karena dosa
yang dilakukan. Targhib bertujuan agar orang mematuhi aturan Allah. Tarhib
demikian juga, akan tetapi tekanannya ialah Targhib agar melakukan kebaikan sedangkan
Tarhib agar menjauhi kejahatan. Metode ini didasarkan atas fitrah (sifat
kejiwaan) manusia, yaitu sifat keinginan kepada kesenangan, keselamatan, dan tidak
menginginkan, kesengsaraan.
Targhib dan Tarhib dalam
pendidikan Islam berbeda dengan metode ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Barat.
Perbedaan utamanya ialah Targhib dan Tarhib berdasarkan ajaran Allah,
sedangkan ganjaran dan hukuman berdasarkan duniawi. Implikasi dari perbedaan itu
antara lain :
a.
Targhib dan Tarhib lebih teguh karena akarnya
berada di langit, sedangkan teori
b.
hukuman dan ganjaran hanya berdasarkan
sesuatu yang duniawi. Targhib dan Tarhib
c.
itu mengandung aspek iman, sedangkan metode
hukuman dan ganjaran tidak.
d.
Secara operasional, Targhib dan Tarhib lebih
mudah dilaksanakan daripada metode
e.
hukuman dan ganjaran, karena Targhib dan
Tarhib sudah ada dalam al-Quran dan
f.
hadist nabi, sedangkan hukuman dan ganjaran
dalam metode Barat harus ditemukan
g.
sendiri oleh guru.
h.
Targhib dan Tarhib bersifat universal, dapat
digunakan kepada siapa saja, hukuman
i.
dan ganjaran tidak.
Di pihak lain Targhib dan Tarhib
lebih lemah daripada hukuman dan ganjaran karena hukuman dan ganjaran lebih nyata
dan langsung waktu itu juga, sedangkan Targhib dan Tarhib tidak langsung dan
diterima di akherat (A. Tafsir, 1991:147).
Melihat pengertian targhib dan
tarhib, maka targhib dan tarhib dapat dikaitkan dengan pendidikan sebagai sebuah
metode.
Dalam pendidikan metode targhib merupakan suatu cara yang dilakukan oleh
pendidik dalam memberikan motivasi untuk melakukan dan mencintai kebaikan dan
rayuan untuk melakukan amal saleh dan memberikan urgensi kebaikan itu sendiri.
Sehingga anak didik melakukan dengan ikhlas dengan harapan akan memperoleh
imbalan atau pahala dari Allah swt.
Substansi dari metode targhib
yaitu memotivasi diri untuk melakukan kebaikan. Baik memotivasi diri itu tumbuh
karena faktor-faktor ekstrinsik atau pengaruh-pengaruh dari luar, maupun faktor
instrinsik atau faktor-faktor dari dalam diri sendiri peserta didik.
Keinginan-keinginan yang ada pada benak peserta didik,
seperti cita-cita menjadi dokter, seorang pendidik, dan tokoh masyarakat
mempunyai sugesti yang sangat kuat bagi peserta didik untuk mewujudkan
cita-citanya. Demikian pula dengan
gambaran-gambaran yang diberikan oleh pendidik tentang kesuksesan seorang yang
pintar dan giat belajar, atau pengalaman kehidupan di sekitar lingkungan
peserta didik baik pengalaman yang baik dan buruk, akan turut serta pula
memberikan sugesti pada ukuran motivasi yang dimiliki jiwa seorang peserta
didik.
Sedangkan metode tarhib diartikan suatu cara yang
digunakan dalam pendidikan sebagai bentuk penyampaian hukuman atau ancaman
kekerasan terhadap anak didik yang bandel yang tidak mampu lagi dengan berbagai
metode lain yang sifatnya lebih lunak. Dengan adanya metode ini anak didik
diharapkan akan jera dan meninggalkan hal-hal yang negatif karena merasa takut
akan ancaman dan hukuman ynag akan diterimanya baik dari orang tua, guru maupun
ancaman dari Allah kelak di hari akhirat.
Ada batasan-batasan yang membolehkan metode tarhib dapat
digunakan oleh pendidik. selain untuk tujuan menumbuhkan motivasi pada peserta
didik, penggunaan metode ini juga dibatasi jika metode-metode lain yang lebih
lunak sudah tidak lagi memungkinkan untuk digunakan. Penggunaan metode tarhib ini
bahkan sebisa mungkin diminimalisir. Ancaman-ancaman yang diberikan pada
peserta didik bagaimanapun memberikan dampak psikologi yang kurang baik.
B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Targhib dan Tarhib
Seperti halnya metode-metode pembelajaran yang
lain, metode targhib dan tarhib pun mempunyai kekurangan-kekurangan di samping
adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki metode tersebut.
Ada beberapa
kelebihan yang paling berkenaan dengan metode targhib dan tarhib ini antara
lain :
a. Taghib dan tarhib bertumpu pada
pemberian kepuasan dan argumentasi.
b. Targhib dan tarhib disertai gambaran keindahan surga yang menakjubkan atau pembebasan azab
neraka.
c.
Targhib dan tarhib islami bertumpu pada
pengobatan emosa dan pembinaan efeksi ketuhanan.
d. Targhib dan tarhib bertumpu pada
pengontrolan emosi dan keseimbangan antara keduanya
Adapun kelemahan utama dari
metode targhib dan tarhib ini antara lain adalah bahwa kedua metode tersebut
bersifat abstrak. Terkadang anak didik
kita cenderung berfikir pada ranah yang nyata atau konkret.
BAB III
KESIMPULAN
Paparan makalah tentang metode targhib dan
tarhib di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
o Metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
o Dalam al Qur’an dan
as-Sunnah sebenarnya terdapat berbagai metode pendidikan yang bisa menyentuh
perasaan dan membangkitkan semangat keagamaan.
o Satu di antara
metode–metode tersebut adalah metode targhib dan tarhib.
o Pengertian targhib diartikan sebagai suatu janji yang disertai bujukan dan
rayuan untuk menunda kemaslahatan kelezatan dan kenikmatan namun penundaan itu
bersifat pasti baik dan murni serta dilakukan melalui amal saleh, atau dari kelezatan
yang membahayakan (pekerjaan buruk).
o Adapun tarhib adalah ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang
disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan, atau perbuatan yang telah
dilarang Allah.
o Kelebihan yang paling berkenaan
dengan metode targhib dan tarhib ini antara lain :
1. Taghib dan tarhib bertumpu pada
pemberian kepuasan dan argumentasi.
2. Targhib dan tarhip disertai
gambaran keindahan surgaynag menakjubkan atau pembebasan azab neraka.
3.
Targhib dan tarhib islami bertumpu pada
pengobatan emosa dan pembinaan efeksi ketuhanan.
4.
Targhib dan tarhib bertumpu pada pengontrolan
emosi dan keseimbangan antara keduanya
o Kelemahan atau kekurangan dari
metode targhib dan tarhib ialah ganjaran atau ancaman dari metode tersebut
bersifat abstrak.
REFERENSI
A.Haris
Hermawan, M.Ag., 2009, Filsafat Pendidikan Islam, direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta
Komentar
Posting Komentar